Parametrik vs Nonparametrik

Halo para pembaca pengukuranpsikologis.com...

Tulisan kali ini akan membahas:

 

Perbedaan statistik parametrik dan statistik nonparametrik.

 

Kapan statistik parametrik dan statistik nonparametrik digunakan 

Bahkan, pertanyaan yang paling mendasar yang harus segera diluruskan "Apakah statistik nonparametrik masih perlu digunakan??????"

 

Okay, kita bahas satu per satu ya..

 

Apa sih sebenarnya perbedaan mendasar statistik parametrik dan nonparametrik?

Parametrik dan nonparametrik bukanlah sebuah metode analisis statistika..

Parametrik dan nonparametrik sendiri bagaikan dua kutub yang berbeda untuk sebuah analisis statistika..

Banyak pakar yang menjelaskan dengan sederhana bahwa sebuah analisis statistika akan menggunakan pendekatan parametrik jika dan hanya jika data yang dianalisis berdistribusi normal, jika tidak berdistribusi normal maka menggunakan pendekatan nonparametrik -- apakah benar hanya seperti itu???-- Tentu sebenarnya tidaklah demikian!!!

Ada banyak pertimbangan yang harus kita perhatikan sebelum kita memutuskan menganalisis menggunakan pendekatan apa.

 

Well, sebenarnya ada 3 prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan kita untuk menentukan pendekatan analisis yang akan kita gunakan untuk menjawab hipotesis kita:

 

Apakah data kita mengikuti sebaran distribusi normal? Pendekatan parametrik menuntut data memiliki distribusi normal, sedangkan pendekatan nonparametrik tidak memerlukan asumsi distribusi normal

 

Jenis data apakah yang akan dianalisis? Data yang berbentuk interval dan rasio cocok dianalisis menggunakan parametrik maupun nonparametrik. Namun data yang berbentuk nominal dan ordinal lebih disarankan menggunakan pendekatan nonparametrik

 

Apakah jumlah subjek memengaruhi? Pada dasarnya, jumlah subjek tidak bisa dijadikan acuan langsung untuk memilih pendekatan yang paling tepat. Sebenarnya jumlah subjek sangat memengaruhi pola sebaran datanya. Apabila jumlah subjek kurang dari sama dengan 30 biasanya sebaran data tidak akan berdistribusi normal, maka kembali pada poin 1 yaitu karena tidak berdistribusi normal akhirnya pendekatan yang digunakan adalah nonparametrik. Sedangkan untuk penelitian yang memiliki jumlah subjek lebih dari 30 biasanya akan memiliki sebaran yang berdistribusi normal, maka pendekatannya adalah parametrik.

 

So, kita bisa dengan sederhana "menyimpulkan" pendekatan yang akan kita gunakan adalah:

- Parametrik jika jumlah subjek lebih dari 30, jenis datanya interval atau rasio dan pola sebarannya mengikuti distribusi normal.

- Nonparametrik jika jumlah subjek kurang dari sama dengan 30, semua jenis data dimungkinkan, pola sebaran data tidak perlu mengikuti distribusi normal.

 

Nah pada kenyataannya banyak ditemui data yang tidak berdistribusi normal sekalipun jumlah subjeknya ratusan orang. Maka secara otomatis, prinsip nomor 3 tidak lagi dapat dijadikan acuan.

Maka dewasa ini, ada 7 asumsi yang melandasi pendekatan nonparametrik tidak lagi perlu digunakan, yaitu

 

Dampak pelanggaran sangat minimal dan bahkan non-existent

 

Pendekatan nonparametrik tidak bisa digunakan untuk analisis multivariat

 

Belum ada panduan baku tentang normalitas

 

Asal tidak ada outliers, maka data tidak normal bukanlah masalah

 

Uji statistik dengan pendekatan parametrik tahan terhadap pelanggaran asumsi distribusi normal

 

Jumlah subjek penelitian seringkali tidak berdistribusi normal sekalipun jumlahnya sudah sangat besar

 

Hasil analisis menggunakan pendekatan parametrik dan nonparametrik tidak berbeda secara signifikan

 

So, tidak ada alasan lagi untuk mengharuskan penggunaan pendekatan nonparametrik cuma karena data tidak berdistribusi normal..

 

Semoga tulisan kali ini bisa membantu kawan-kawan yang sedang galau menentukan metode analisis statistik yang tepat untuk data yang dimiliki.. #senangnyaberbagi